Pages

Dekat Jakarta: Mencari keheningan di pulau Karang Congkak

Dekat Jakarta: Mencari keheningan di pulau Karang Congkak

Pernah nonton film 'Cast Away'? Itu lho film yang menceritakan seorang kurir (Tom Hanks) terdampar di pulau tak berpenghuni di tengah-tengah samudera. Film yang menonjolkan nilai-nilai survivalitas itu sukses mempengaruhi otak gue "Kayaknya seru tuh camping di pulau tak berpenghuni." Ya walaupun enggak sampai terdampar, teraniaya, tersakiti, ter-apalah-apalah.
Beruntung bagi gue yang tinggal di Jakarta karena menjadi satu-satunya ibukota negara di dunia yang punya taman laut. Ya kalian tahu lah semua taman laut itu adanya di Kepulauan Seribu, masa di Cililitan.

Sebenarnya ada beberapa pulau di Kepulauan Seribu yang bisa dijadikan tempat camping ceria. Sebut saja Semak Daun, Kayu Angin, Pari, pulau Air, Sepa, Papa Theo, Karang Congkak dan lain-lain. Sebagian ada yang berpenghuni ada juga yang tidak berpenghuni. Nah, kali ini gue memilih pulau Karang Congkak untuk tujuan Cast Away 'kecil-kecilan' (emangnya mau digedein?).

Pulau Karang Congkak bisa diakses dari ibukotanya Kepulauan Seribu, Pulau Pramuka. Ya, kalian harus transit dulu di pulau Pramuka dan melanjutkan dengan 'ojek'. Jangan bingung, istilah di sini ojek itu ya kapal kecil yang bisa mengantar ke pulau-pulau sekitar. Kamu bisa menyewa kapal dari yang berukuran kecil hingga yang besar untuk menuju pulau Karang Congkak. Biaya sewanya sekitar Rp 400 ribu, tergantung muatan kapal.

Jarak tempuh dari pulau Pramuka ke pulau Karang Congkak sekitar satu jam perjalanan. Kamu akan melewati beberapa pulau kecil di sekitar pulau Pramuka. Usahakan perjalanan jangan terlalu sore karena semakin sore ombak semakin tinggi.

Pulau Karang Congkak merupakan pulau tak berpenghuni. Tidak adanya dermaga di pulau ini memaksa gue dan teman-teman harus 'nyemplung' sedikit dulu karena kapal tidak bisa merapat ke bibir pantai. Jadi kamu yang memakai celana panjang ya pelorotin aja dulu terus ganti celana pendek.

Pulau ini luasnya kira-kira dua kali lapangan sepakbola. Daratan pulau ditanami semak belukar dan juga cemara laut. Ada bekas bangunan yang sudah roboh di sini. Katanya sih bangunan itu dulunya tempat penelitian gitu, tapi gue juga kurang tahu penelitian apa.

Meskipun luasnya dua kali lapangan bola, tapi area kemping tidak begitu luas karena tanah banyak ditumbuhi semak belukar. Kira-kira maksimal bisa lah 10 tenda.

Hal yang lazim dijumpai ketika berada di pulau kecil tak berpenghuni ialah ketiadaan sumber air tawar. Hal itu yang sedikit merepotkan. Apalagi bila melakukan aktifitas camping yang butuh cuci-cuci, masak, minum, dll. Saran gue sih kalian bisa membeli langsung air galonan di pulau Pramuka.

Pemandangan di sini ya lumayan lah. Air lautnya biru, tenang, dan enggak bersih-bersih amat. Buat berenang masih nyaman. Kamu juga dapat melihat momen matahari terbenam di sini. Saat senja tiba, lihatlah ke arah barat, jangan ke timur, nanti kiamat dong ceritanya.



Hal yang paling gue suka saat kemping di pulau kosong kaya gini ketenangannya. Memang enggak nyangka aja ini masih ada di kota segila Jakarta. Terlebih pulau Karang Congkak masih kurang populer untuk kemping. Jadi suasana malam di sini benar-benar krik..krik..krik banget.

Kalau kalian mau membuat api unggun di sini gampang banget. Banyak ranting-ranting kering yang gampang dibakar. Tapi dijaga jangan sampai satu pulau kebakaran. Nanti kamu bisa 'Cast Away' beneran.

Bagaimana? mirip seperti di film Cast Away? Ya 0,0009% sih miripnya. Kan emang enggak ada kecelakaan, terdampar, berdarah-darah, badai, mayat mengapung, waaah..ampun jangan semua deh.

Notes

1. Bagi yang mau sewa ojek kapal di sana kamu bisa hubungi Pak Habibi 081311217287

2. Jangan lupa pastikan logistik, air, peralatan-peralatan lainnya di pulau Pramuka

3. Kalian juga bisa request waktu snorkeling ke nahkoda kapal. Peralatan snorkeling bisa disewa di pulau Pramuka dengan biaya Rp 35 ribu/hari.

Lihat foto-foto perjalanan saya lainnya di sini

Tuan Kembara

Lebih baik jadi burung kecil yang terbang bebas daripada jadi raja yang tertawan. Tertarik di bidang dokumentasi, musik, historia dan humaniora.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar